Sunday, 26 April 2015

Naskah Drama ( JANGAN TERLALU DALAM)



Diceritakan disuatu negara ada seorang pria yang  paling terkenal, ia bernama  ”Azditia Asdiq Hidayat”. Mengapa dia terkenal begitu ? Karena  dia dijuluki sebagai pria yang paling Cerdik, Pintar dan dijuluki sebagai pria PPN (PRIA PENGEDAR NARKOBA), ia mengedarkan narkoba nya ke setiap daerah. Para intel-intel yang ternama sedang berusaha memikirkan  dan pencarian menangkap orang tersebut.  Sudah beberapa hari para intel melakukan pencarian akhirnya dia tertangkap disuatu daerah yang sedang berbincang sama teman kerja nya, tetapi teman kerjanya dapat lolos.
Kurnia                        : Selamat pagi broo...!
...............             : Pagi broo.., gimana Az siap besok kita konser
Kurnia                        : Konser apa .... ???
............... : Konser ulang tahun nya Geeng Rasta
Kurnia                        : Ok siap, dimana dan jam berapa ?
............... : Di tempat biasa, malam jam 11
Kurnia                        : Oh siap...
Akhirnya dia  pun tertangkap oleh Polisi Intel Tersebut dan dibawa ke kantor polisi untuk dipenjarakan.
Hidayat           : Masuk !
Kurnia            : Ada apa ini ?
Hidayat           : Nanya ada apa, anda sudah melakukan banyak kejahatan dengan  meredarkan nya narkoba.
Kurnia            : Tidak pak
Hidayat           : Udah masuk.
Sudah masuknya kepenjara dia akan melanjuti hukuman mati karena kesalahan nya yang tertera pada Undang-Undang pasal..., ayat....., dan dia langsung dibawa kepengadilan untuk melakukan persidangan mengenai masalah orang tersebut. Yang dihakimi Oleh Hakim profesional yang bernama “UJ Habibi”.
Akmal                         : Silahkan kepada anda semua duduk, sidang akan dimulai. Dan silahkan   kepada Jaksa untuk memberikan bagaimana permasalahan orang ini dan hukuman apa yang pantas untuk orang ini ?
Ardi                : Iya dengan melakukan kejahatan nya dia dinegara ke setiap untuk melakukan peredaran narkoba dia harus dihukum mati yang sudah tertera pada UUD I945 pasal...., ayat....,
Akmal             : Kalau begitu jaksa kita semua akan melakukan penyelidikan lagi mengenai kejahatan orang ini. Untuk Persidangan kali ini sampai disini. (Ketok palu). Dan dilanjutkan besok pukul 9 pagi.
Persidangan diakhiri, Hakim yang profesional itu didatangi oleh orang pengedar narkoba tersebut untuk melakukan penyogokan.
Kurnia            : Maaf pak apakah saya berbicara dengan bapak ?
Akmal             : Iya boleh ada apa ...?
Kurnia            : Gini pak, saya memang melakukan pengedar narkoba 1 ton ke negara ini ditiap daerah. Jadi gini pak, saya tidak akan mengulangi lagi dan ini ada sedikit hasil kerja saya itu untuk bapak.
Akmal             : Apa-apaan ini anda mau nyogok saya. Saya hakim profesioanal, saya tidak tolak. (Sambil menerima sogokan)
Kurnia            : Jadi pak dengan sogokan saya ini saya minta tidak jadi untuk melakukan hukuman mati dan dipenjara. Gimana pak ?
Akmal             : Siap, bisa diatur...
Azditia sudah berhasil melakukan penyogokan dan hakim yang sudah menerima sogokan dari Azdita. Persidangan ke dua pun tiba.
Akmal             : Iya persidangan akan dimulai, mohon kepada semua dipersilahkan duduk. Silahkan jaksa melakukan penjelasan lebih detail mengenai orang ini.
Ardi                 : Iya informasi yang saya dapat dari berabagai media, bahwa yang sudah dilakukan nya pengedaran narkoba orang tersebut ke tiap daerah, ada beberapa korban mati setiap daerah akibat narkoba yang sudah diredar oleh orang ini.
Akmal             : Jadi kalau begitu sudah terbukti bahwa dia sudah bersalah.
Kurnia                        : Katanya hakim...’’’???
Ardi                 : Katanya apa hakim...
Akmal             : Sudah biarkan saja, jadi gimana hukuman apa yang akan dilakukan kepada orang ini ?
Ardi                 : Dengan pasal...., ayat...., bahwa dengan keselahan nya dia itu harus dihukum mati.
Kurnia                        : Kok masih hukum kan saya sudah ....
Ardi                 : Sudah apa ?
Akmal             : Maaf kepada anda semua. (Berbicara pelan kepad Jaksa) jadi gini pak dia sudah memberikan uang kepada saya, jadi hukuman nya diringan kan lah, natni bagi dua.
Ardi                 : Hah.., Ok siap. Maaf hukuman mati tidak dilaksanakan tetapi dia akan dipenjarakan seumur hidup.
Tiba-tiba polisi intel datang dengan membawa bukti bahwa adanya suatu intraksi penyogokan.
Hidayat           : Selamat pagi pak, saya mendapatkan bukti dari orang yang dekat dengan bapak bahwa bapak telah menerima sogokan dari orang ini.
Azka                : Iya pak saya melihat dia berbincang-bincang mengenai uang itu bahwa dia tidak mau dihukum mati. Dan hakim ini juga menerima uang itu.
Akmal             : Mana buktinya ?
Azka                : Ini buktinya, saya memvidio bapak yang sedang ngobrol dengan orang ini dan menerima uang sogokan dari orang ini.
Akmal             : Coba saya lihat..., Ini bohong pasti anda mengarang-ngarang.
Azka                : Coba lihat saja tempat dan waktu nya.
Akmal             : Iya ini buatan anda, anda yang mengarang.
Azka                : Mana ada saya mengarang. Ada juga bapak mengarang bahwa anda hakim profesional. Eh ternyata hakim brutal.
Akmal             : Anda berani-beraninya berkata begitu kepada saya
Azka                : Kenapa harus tidak berani sama orang brutal begini.
Hidayat           : Udah ribut saja, anda dan orang ini akan dipenjara seumur hidup, ayi ikut saya ke kantor polisi.
Akhirnya mereka pun dimasukan kepenjara dan selamanya hidup berdua
dipenjara.
Kesimpulan :
“Jadi orang pengedar tersebut memberikan ledekan ketika persidangan berlansung bahwa dia telah menyogok. Dan hakim yang meras tersindir dengan ledekan dari orang pengedar tersebut dan dengan ocehan teman kerjanya“

0 komentar:

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *